Bismillahir ir-Rahman ir-Rahiim. was-shalaat was-salaam ala Sayiddina Muhammadin wa`ala alihi wa shahbihi wa-sallam
Allah SWT telah mengkaruniakan kepada kita kebahagiaan dan kabar gembira dalam ayat-ayat ini, dalam surat al-kahfi;
Ayat 107, yang berbunyi, '' sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal,''
Ayat 108, ''Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah tempat daripadanya,''
Ayat 109, ''Katakanlah: `Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis(ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu(pula)."
Dalam ayat 110 berbunyi," Katakanlah: `Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang di wahyukan kepadaku, "Bahwa sesungguhnya Ilahi(Tuhan) kamu itu adalah Ilahi(Tuhan) Yang Esa,". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya,''
Dalam ayat-ayat ini, kita melihat bahwa Allah SWT telah berjanji bahwa barangsiapa berbuat baik, ia pun akan memberikan pada mereka surga-surga. mereka yang beriman, yang menerima islam yang tidak hanya menerimanya tanpa melakukan amalan(perbuatan baik), karena kalian pun bisa menjadi muslim tanpa amal- tetapi disini ia menekankan bahwa, ''Wahai Muslim, Wahai Mu`min kalian harus melakukan amalan kebajikan."
Dan dia menekankan akan pentingnya melakukan perbuatan baik. tidak hanya, ''Aku percaya, aku seorang muslim, dan aku berbuat kejahatan. Aku melakukan salatku tetapi aku berbuat kejahatan. Tidak!, Allah SWT menempatkan amal kebajikan bersamaan iman dan amal kebajikan adalah sejajar bersama iman.
Kalian bisa saja beriman,kalian bisa mengatakan ,'' La Ilaha Illah Muhammadun Rasulullah'', tetapi mungkin kalian tidak melakukan perbuatan-perbuatan baik. persyaratannya adalah bahwa kalian harus menjadi seorang yang beriman dan kalian harus melakukan kebajikan. siapa yang berbuat kebajikan, mereka akan memperoleh surga firdaus. mereka akan tinggal di dalamnya selama-lamanya. mereka tidak akan berada di tempat lain. Allah SWT akan membalas mereka atas iman mereka dan atas amal mereka.
Tanpa amalan, kalian tak akan memperoleh surga firdaus. Allah SWT mungkin akan mengirim kalian ke tempat lain dengan amalan kebajikan, kalian akan mendapatkan Jannat al-Fidaus.
Muslim harus bekerja keras untuk melakukan amalan kebajikan-dan tidak sekedar memikirkannya, ''aku datang dan salat, dan aku percaya bahwa Allah SWT adalah pencipta kita dan Sayyidina Muhammad SAW adalah utusan-Nya,''melainkan'' aku harus bekerja keras untuk kebaikan masyarakat, untuk kebaikan ummat muslim. maka aku meraih Jannat al-Firdaus.''
Alhamdulillah, kita semua disini adalah orang-orang yang beriman. jika tidak beriman tentu kita tidak akan datang kesini,jadi, kita harus beriman pada pesan dari Allah SWT. apa yang Allah SWT telah turunkan bagi kita melalui Sayyidina Muhammad SAW, kita harus menerimannya. kita tidak boleh mengambil sebahagian dan meninggalkan sebahagian yang lainnya. kita harus mengambil seluruhnya bersama-sama dan berusaha untuk maju,atau pencapaian kita ke surga tidak akan lengkap. kita mungkin hanya akan memperoleh derajat yang lebih rendah dari surga.
Dan kita tidak menginginkan hal itu. setiap orang menginginkan lebih karena Allah SWT begitu Pemurah. Allah SWT adalah Sang Maha Pemurah Yang Mutlak. kita ingin berbuat lebih untuk mencapai lebih.
Dan Allah SWT melanjutkan,''Katakanlah!''-Qul Ya Muhammad SAW'' Hanya bagi Allah SWT-lah untuk mengatakan,''Katakan wahai Muhammad SAW! Jika seluruh lautan menjadi tintanya untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, lautan itu akan habis, habis seluruhnya, tinta akan habis, pena-pun akan patah dan habis.sekalipun jika di tambahkan lautan atas lautan , seluruh lautan dan samudera itu akan habis, tetapi Kaliamat-kalimat Allah itu tidak akan pernah habis.''
Ayat itu dimulai dengan, ''Wahai Muhammad SAW, katakan pada mereka....,''karena Sayyidina Muhammad SAW telah mengetahui, hal itu bukankah bagi beliau, tetapi kita untuk mengetahuinya. Karena beliau telah diundang untuk Isra` dan Mi`raj,mengetahui pentingnya, mengetahui Tawhid Allah SWT, Mengetahui Keagungan Allah SWT.
Allah SWT berfirman pada beliau,''Qul Ya Muhammad SAW'', ''Katakan pada siapa? Katakan pada mereka , pada ummah, pada hamba-hamba Allah SWT, pada seluruh manusia. Disinilah kita harus melihat bahwa ada suatu perbedaan antara status Muhammad SAW dengan status dari seluruh manusia.
Allah SWT berfirman pada beliau,''Qul Ya Muhammad SAW'', ''Katakan pada mereka Wahai Muhammad SAW, karena engkau sudah tahu. Aku sudah memanggilmu ke Hadirat-Ku karena engkau adalah intan permata yang paling berharga di alam semesta ini. Engkau mengetahui KeAgungan-Ku. Maka, Katakan pada mereka apa yang engkau ketahui tentang Diri-Ku. katakan pada mereka bahwa sekali pun seandainya lautan dan samudera adalah tinta...''
Beginilah pikiran kita bekerja, dengan imajinasi dan perumpamaan,karena itu lah Allah SWT. memberikan pada kita suatu contoh dalam Quran suci agar kita mengerti, perumpamaan akan ''samudera dan lautan sebagai tinta, untuk menulis kalimat-kalimat Allah SWT.'' Kemudian bayangkan bahwa lautan itu akan habis, sedangkan kalimat-kalimat Allah tak akan pernah habis.
Bahkan jika seandainya kalian tambahkan lagi samudra dan lautan lalu samudra lalu lautan....''' jadi artinya pengetahuan kita apa? pengetahuan kita bukan apa-apa, tidak ada apa-apanya. Seluruh ilmu dan pengetahuan yang kita banggakan hari ini, komputer, teknologi,rekayasa,fisika,kedokteran semua nihil, bukan apa-apa , dibandingkan dengan ilmu dan pengetahuan Allah SWT, dibandingkan dengan ilmu dan pengetahuan Nabi Muhammad SAW..,Jika seluruh rekayasa dan teknologi ini, juga ilmu kedokteran ini, bukan apa-apa, itu berarti pengetahuan Sayyidina Muhammad SAW, yang telah Allah SWT berikan padanya, dapat melakukan mu`jizat dan keajaiban ilmu dan pengetahuan itu dapat mengubah apa pun yang ada di alam semesta ini....
Pengetahuan dan Ilmu dari Al-Qur`an Suci yang dapat kita pahami, dapat mengubah seluruh alam semesta ini. Di manakah pengetahuan itu? Di manakah Ilmu dan Sains itu? karena Allah SWT ,telah melukiskan dalam Al-Qur`an Suci bahwa pengetahuan iptek kita bukan apa-apa, maka ia tidak memiliki nilai apapun.
Ayat itu bermakna,'' Katakan pada mereka, Ya Muhammad SAW,tentang apa yang kau ketahui tentang Diri-Ku, Tentang Ilmu-Ku dan katakan pada mereka bahwa pengetahuan yang telah kami berikan pada mereka tak berarti apa-apa dibandingkan dengan Ilmu-Ku.bahkan seandainya samudra dan lautan ditambahkan atas samudra dan lautan lalu ditambahkan atas samudra dan lautan, Kalimat-kalimat-Ku, Ilmu-Ku tak akan pernah habis.''
Jadi, kita sangat kecil, tidak berarti apa-apa. jadi , Ilmu yang telah di wahyukan oleh Allah SWT kepada kita melalui Qur`an Suci dapat melakukan kekuatan-kekuatan mu`jizat. Dimanakah Ilmu itu? kita harus mencari ilmu itu, kita harus melakukan riset dan penelitian atasnya. bukan hanya riset untuk sains dan teknologi saja, karena sains dan teknologi tak bernilai apa-apa (dibandingkan ilmu dalam Qur`an Suci).
Sains dan teknologi biasa, tak akan mampu membawa kalian kesorga, tapi ilmu Allah SWT-Lah yang akan membawa kalian ke sorga dan karena ilmu manusia jika dibandingkan dengan ilmu Allah SWT ,adalah tak ada artinya, kita pun mesti menyadari betapa kurang dan lemahnya diri kita. Dan karena itu pulalah kita lalai dan bodoh akan ilmu dan pengetahuan tadi. karena itulah mengapa Nabi SAW , berkata pada kita,dalam lanjutan ayat tadi, ''Wahai Muslim, wahai manusia, Ilmu Allah SWT ,tak pernah habis, Bahkan setelah samudra di atas samudra...''
Apa yang difirmankan Allah SWT , setelah itu,..? Ia berfirman,:
''Katakanlah , Sesungguhnya aku ini hanyalah manusia biasa seperti
dirimu, tapi telah di wahyukan kepadaku.''apakah maknanya disini? banyak orang sekarang berkata,'' Ah, Muhammad SAW tidaklah seperti, tapi ia lebih baik daripada kami karena telah diwahyukan padanya,''
Tetapi, ini bukanlah makna dari ayat tersebut. Ayat tersebut bermakna: , ''Aku adalah seorang manusia yang telah mengerti Kemuliaan dan Keagungan Allah SWT, dan tak seorang pun dapat memperoleh pengetahuan ini.'' seberapa pun tingginya maqam yang kita peroleh dan kedudukan yang kita raih, kita tetaplah memiliki batasan-batasan. makna ini dari.'' Aku adalah seorang manusia seperti dirimu,'' Bukanlah, ''Aku adalah suatu badan , suatu tubuh fisik sehingga engkau tidaklah lebih baik dariku dan aku tidaklah lebih baik darimu kecuali bahwa aku menerima wahyu,''Bukan!
Maknanya yang benar adalah, '' Wahai muslim, sekalipun dengan apa yang telah Allah SWT , berikan padaku, akan keagungan dan kenabian(nubuwwah) dan wahyu, tetaplah aku tidak mampu mengetahui seluruh ilmu Allah SWT, tetaplah seluruh karunia itu memiliki batasannya, bahkan bagiku Ayat itu tidaklah bermakna bahwa kalian dapat meminimalkan peran dari Sayyidina Muhammad SAW, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama baru kontemporer islam, Tidak!
Mayoritas ulama dalam islam menekankan pentingnya ayat ini, di mana Sayyidina Muhammad SAW,tengah menunjukkan pada orang-orang, ''Bahkan dengan kebesaranku, dengan kekuatan yang Allah SWT , bahkan dengan Is`ra dan Mi`raj, bahkan dengan wahyu , tetaplah aku terbatas dalam mengetahui ilmu Allah SWT. Tetapi kalian pun terbatas dalam mengetahui pengetahuanku ''Sayyidina Muhammad SAW telah menekankan,'' kalian terbatas dibandingkan pengetahuanku dan aku pun terbatas dibandingkan ilmu dan pengetahuan Allah SWT, ''Wahai muslim, Allah SWT tidak menerima syirik(sekutu)apa pun.
Dan itulah mengapa Sayyidina Muhammad SAW bersabda dalam ayat ini, ''Aku hanyalah manusia,'' ini bermakna,'' Aku tidaklah mensekutukan diriku dengan Allah SWT. karena itulah ilmuku tidaklah sama. Dan, sebagai Nabi Muhammad SAW, Penutup para Rasul, tak seorang pun dapat meraih tingkatanku. kalian harus mengetahui batasan kalian, dan aku pun mengetahui batasanku terhadap Tuhanku,''
Zuhair ibn Jandab RA, salah seorang sahabat,: berkata,''Apakah yang menjadi alasanya turunnya ayat yang mengatakan, ''Katakanlah,'' , Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang di wahyukan kepadaku; ''Bahwa sesungguhnya Ilahi kamu adalah Ilahi Yang Esa.''
Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam ibadat kepada Tuhan-nya,'' ayat itu turun menunjukkan perbedaan diantara kita dan Nabi SAW; dan antara Nabi SAW dengan Allah SWT.
Allah SWT berfirman, ''Katakanlah, Aku adalah seorang manusia seperti dirimu, tapi telah diwahyukan kepadaku,'' makna,'' Aku mengetahui batasanku, dan engkau pun mengetahui batasanmu, tetapi telah di wahyukan padaku bahwa jika seseorang ingin untuk melakukan amal, ingin berada di hadirat Tuhannya, namun karena dia tak mampu meraih pengetahuan Tuhannya, ia pun terbatas, maka hendaklah ia melakukan amal kebajikan, amal shalih untuk akhiratnya,'' ''siapa yang ingin berada di Hadirat Allah SWT di akhirat, hendaklah ia melakukan amalan kebaikan. dan hendaklah ia tidak menyekutukan seorang pun dalam ibadat kepada Allah SWT.
Mengapakah ayat tersebut turun? ayat ini bukanlah tentang syirik dalam menyembah seseorang bersama Allah SWT, ayat itu tidaklah bermakna demikian, sebagaimana mereka mengatakannya saat ini.'' mereka membeli mu'min dan muslim dengan menggunakan ayat-ayat Qur'an yang Allah SWT turunkan berkenaan dengan orang kafir, mereka yang menyekutukan berhala, atau seseorang dengan Allah SWT. Ayat itu berkata,''Jangan sekutukan siapapun.''
Menurut Zuhair ibn Jandab RA, ia mendatangi Sayyidina Muhammad SAW dan berkata, ''Ya Rasulullah SAW, terkadang aku melakukan sesuatu untuk Allah SWT, aku melakukan amal yang ku lakukan untuk menyenangkan Tuhanku, dan aku melakukannya untuk ridha Allah SWT dan untuk Cinta-Nya bagi-ku, tapi saat orang-orang tahu amal itu ,aku akan senang jika orang-orang tahu akan apa yang ku perbuat.
Kemudian Nabi SAW bersabda, ''Ya Zuhair RA, jangan sekutukan siapa pun dalam ibadahmu.'' ini berarti jangan senang bahwa orang-orang tahu tentang apa yang kau perbuat, karena itu adalah ke syirikanmu. kedudukanmu di hadapan Allah SWT, seakan-akan dirimu bangga atas apa yang telah kau perbuat.itu berarti kau ingin agar orang-orang menghormatimu dan mencintaimu karena engkau telah melakukan amalan ini.. Amal itu tidak murni bagi Allah SWT., kini, kita menyaksikan orang-orang senang saat mereka melakukan sesuatu, 'mereka ingin setiap orang tahu, saat mereka melakukan pengumpulan dan mereka ingin setiap orang tahu berapa banyak yang telah mereka sumbangkan untuk mesjid, atau hal-hal Islami.
Kenapa? karena mereka akan menjadi terkenal dalam masyarakat dan orang-orang akan menyebut mereka, ''Oh, mereka adalah orang-orang yang amat baik.'' itu adalah syirik-mu atas amalmu di hadapan Allah SWT bersama seorang lainnya.kalian tak perlu itu. itu tidaklah haram, tetapi itu tidaklah sempurna.
Dan beberapa ulama berkata , ada dua macam amalan.; `amal al-mubtadi`iin dan `amal al-kamiliin, amalan para pemula dan amalan orang-orang yang sempurna,. ini berarti bahwa mereka yang dalam islamnya, berusaha untuk maju, senang untuk menunjukkan bahwa mereka tengah melakukan sesuatu.
Mereka yang telah mencapai maqam kesempurnaan, suatu maqam dari tazkiyyatn-nafs, pensucian diri tak akan peduli apakah orang lain tahu atau tidak atas apa yang telah mereka perbuat, karena mereka melakukannya karena Allah SWT. ''Wahai Muslim,amal kita mesti hanya untuk Allah SWT.dan amalan kita mestilah tersembunyi, tak seorang pun mesti tahu apa yang telah kita lakukan. maka saat itulah ,kita tak akan mengizinkan ego kita untuk bermain dengan kita.
Hal yang paling berbahaya, sebagaimana di sabdakan Nabi SAW, ''Hal yang paling kutakutkan bagi ummatku adalah syirik tersembunyi, yaitu penyekutuan tersembunyi dalam amalan-amalan ummatku, bahwa mereka akan bangga di hadapan masyarakat, dan berkata, " Kami telah melakukan ini.'' Itu adalah di mana kalian menepatkan diri kalian di hadapan Allah SWT.
kalian mesti menyembunyikan diri kalian, jika kalian memberikan sesuatu dengan tangan kanan, tangan kiri tidak boleh tahu. saat kalian menulis cek, tak seorang pun boleh tahu kecuali dirimu sendiri. ''Wahai Muslim, Allah SWT adalah Maha Penyayang terhadap diri kita dan Dia mengirimkan bagi kita, dalam islam, begitu banyak kebahagiaan, begitu banyak keagungan, dan begitu banyak cinta, hingga jika kita benar-benar mengikuti jalan dari Sayyidina Muhammad SAW, kita akan memperoleh kebahagiaan dan kita akan melihat bahwa anak-anak kita pun tidak akan tersesat, karena Allah SWT tak suka menjadi seorang tiran bagi hamba-hamba-Nya.
Allah SWT adalah Maha Pemurah terhadap hamba-hamba-Nya, jika kita baik, kita pun akan melihat kebaikan. jika kita melakukan suatu kesalahan, kita akan melihat sesuatu sepertinya;.. Wahai Muslim, sucikan hatimu, dan sucikan hatimu, dan bukalah dirimu sendiri pada cinta Allah SWT. Allah SWT berfirman, ''Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.'' Semoga Allah SWT menaruh kita dalam rahmat itu.
Wa min Allah at Tawfiq.
(Sultan Awliya Mawlana Syaikh Nazim Adil
Haqqani qs)